Johan A Santoso - Pemimpin Cabang
Satu lagi jawaban doa tahun ini mulai terlihat wujudnya. Setelah sekian purnama mendoakan dan mencoba menjalin relasi yang pasang surut, sempat mendapat pintu terbuka sedikit yang kemudian dicoba untuk didorong terbuka lebih lebar, akhirnya saya bisa duduk dengan teman-teman pengurus salah satu PMK di UGM itu. Saya bersyukur sekali karena Tuhan juga menolong mereka selama waktu yang panjang itu untuk sampai pada keterbukaan, kerinduan dan pemahaman di tahapan ini. Saya diundang secara mendadak hanya beberapa jam sebelumnya dengan agenda khusus untuk kemungkinan pelayanan kita mendampingi penyiapan calon pemimpin kelompok kecil mereka yang memang sedang memulai Kembali pelayanan pemuridannya. Tentu undangan itu tak saya lewatkan dan justru jadi prioritas dengan segera. Puji Tuhan kami menemukan kesesuaian untuk langkah-langkah berikutnya.
Saya bersyukur juga untuk pelantikan rekan-rekan Badan Pengurus Cabang (BPC) Perkantas DIY periode 2024-2026. Saya bersyukur hampir semua rekan-rekan dari periode sebelumnya meneruskan pelayanannya di periode ini. Bahkan ada dua personel baru yang bergabung. Di beberapa minggu awal ini, pergerakan teman-teman BPC ini sangat dinamis. Saya bersyukur untuk beberapa load yang bisa mereka ambil (kembali sebagai mana mestinya) sehingga perhatian ke ladang bisa punya tambahan ruang dan energi.
Saya juga bersyukur untuk jawaban doa yang terjawab setelah beberapa bulan ikut bergumul dengan satu adik KTB yang mencari pekerjaan. Kami merayakan perjalanan bersama yang sudah dilalui, beberapa gumulan yang sudah terjawab dan mendoakan hal-hal yang akan datang. Sukacita saya bercampur dengan kesedihan karena berarti harus melepaskan satu lagi adik KTB keluar kota. Tolong doakan penyesuaiannya di Ibukota dan agar ia terus menikmati Tuhan tiap hari.
Pokok Doa dan Ucapan Syukur:
Priscilla Rosty S - Staf Pelayanan Siswa
Tumbuh di keluarga dan budaya Indonesia dengan beragam latar belakang agama membuat kita bisa merasakan pengalaman hari raya agama lain. Salah satunya adalah hari raya Idul Fitri. Ya, di tengah bulan April kemarin saya pun turut merasakan euforia perayaan Idul Fitri bersama dengan keluarga besar. Berkumpul di rumah anggota keluarga tertua, melakukan prosesi halal bi halal, menyantap sajian opor dan ketupat bersama, ziarah serta berkunjung ke rumah sanak saudara menjadi kegiatan yang sangat familiar bagi saya sejak kecil. Pengalaman ini menolong saya terbiasa dengan banyak perbedaan yang ada di sekitar. Saya pun belajar untuk bisa hadir dan mengasihi mereka supaya mereka pun bisa merasakan kasih Kristus yang nyata lewat orang-orang percaya yang mereka temui sehari-hari.
Di kesempatan lain, saya bersyukur bisa turut belajar dalam Lokakarya Penulisan Bahan Pemuridan (Making Disciples Across Culture) bersama Ibu Miriam Adeney di STT Bandung pada tanggal 22-23 April lalu. Di tengah gumulan akan konteks generasi yang berbeda, kebutuhan bahan pemuridan dan kontekstualisasinya, lokakarya ini menolong saya untuk melihat lebih jauh tentang konteks dan keunikan budaya Indonesia sebagai dasar dalam membuat bahan-bahan pemuridan. Mengutip salah satu pembahasan, budaya itu seperti mozaik. Di setiap budaya pasti memiliki wisdom dan keindahan yang semuanya itu diperuntukkan untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan. Namun, perlu mengingat bahwa tiap budaya juga memiliki pola-pola idolatry dan eksploitasi yang perlu diwaspadai. Pada akhirnya di bulan April ini saya belajar merayakan keragaman dan keindahan budaya Indonesia sekaligus tantangan dalam proses menjadi seorang murid Kristus di bangsa ini.
Pokok Doa:
Nitamansari M Damanik - Asisten Staf Pelayanan Mahasiswa
Pertumbuhan menjadi sesuatu yang perlu diupayakan dan dibangun setiap hari, pertumbuhan rohani yang dibangun dalam kerinduan untuk terus berinteraksi dengan Tuhan, pertumbuhan karakter serta pertumbuhan pola pikir adalah bagian-bagian yang perlu terus diperhatikan pertumbuhannya. Tentu tidak mudah, karena begitu banyak tantangan yang muncul entah itu dari luar maupun dari dalam diri. Saya bersyukur untuk proses-proses yang saya alami dalam mengupayakan pertumbuhan dengan cara dan media yang saya nikmati ketika menikmati waktu-waktu pribadi dengan Tuhan begitu pula dalam komunitas bersama dengan adik-adik rohani, saya bersyukur untuk pertumbuhan yang terus diupayakan bersama-sama karena ini pun merupakan media yang bisa menolong pertumbuhan yang pada akhirnya bisa saling menumbuhkan.
Pokok doa:
Daniel Parlindungan - Asisten Staf Pelayanan Siswa
Pada bulan April, energi saya cukup banyak terkuras akibat jadwal yang padat, utamanya pada masa tengah menuju akhir bulan. Walaupun demikian, saya menikmati bagaimana Tuhan memimpin saya melewati bulan ini dengan kondisi tetap sehat. Highlight pribadi bulan April bagi saya adalah kegiatan Srawung PKTB dan Workshop Modul Pemuridan yang saya ikuti di Sekolah Tinggi Teologi Bandung. Pada Srawung PKTB, saya bersyukur atas hadirnya orang-orang yang telah memberi diri untuk memuridkan, dan doakan secara khusus dalam upaya merutinkan pertemuan ini (Srawung PKTB) dalam periode bulanan agar dapat terus berjalan dengan baik, konsisten, dan juga menjawab kebutuhan PKTB di lingkungan Perkantas Yogyakarta. Saya bersyukur atas workshop/lokakarya yang saya ikuti dan segala insight baru yang boleh hadir. Kiranya beban atau gairah yang saya bawa setelah mengikuti lokakarya tersebut dapat dijaga dengan baik dan menghasilkan buah yang baik pula.
Pokok Doa dan Ucapan Syukur:
Sumarni - Staf Relasi Alumni & Fundraising
"bersilaturahmi/ber-si-la-tu-rah-mi/" mengikat tali persahabatan (persaudaraan) ini adalah topik yang mewarnai saya di bulan April. Mungkin sama dengan yang kamu lakukan juga yaitu berkunjung ke rumah sanak saudara, tetangga disaat libur lebaran kemarin dan kemudian ada pertemuan trah keluarga (Trah adalah sekelompok individu yang saling memiliki hubungan kekerabatan (silsilah) satu-sama lain. Hal yang menjadi perhatian saya adalah ketika ada orangtua yang sudah meninggal, cenderung menjadi semakin jauh kekerabatannya, dan sayapun mendapati diri saya ternyata ada dalam trah itu yang saya tidak kenal. Wah, bagaimana dengan generasi berikutnya. Ini sebuah kegelisahan.
Pokok doa:
Nindya Elfira - Staf Kantor
Kesempatan untuk bisa berkunjung ke saudara yang sudah lama tidak saya temui. Seingat saya, saya berkumjung ketika saya masih di sekolah dasar. Kutowinangun ada kabupaten yang saya kunjungi bersama orang tua dan adik. Perjalanan yang cukup bertahap dan panjang bagiku yang baru pertama kalinya dimulai naik Prameks , lalu turun di Kutoarjo dan dilanjut perjalanan dengan mobil sekitar 45 menit. Wah untukku pribadi yang tinggal di tengah kota dengan segala fasiltas dan akses kemana-mana dekat perjalanan itu lumayan terasa jauh. Namun melihat mereka yang tinggal di kota itu, mereka (embah) hidup dengan nyaman, dimana menurutku itu terbatas , bagi mereka tidak.
Dari perjalanan saya diatas, saya melihat kehidupan bermasyarakat dimana menjadi seorang Kristen dan bisa berdampak luas untuk lingkungan sekitar dan terlibat aktif di situ. Menjadi Kristen otentik dan bisa membaur hadir di tengah-tengah orang yang bukan Kristen sungguh sebuah anugerah. Mampu memancarkan kasih itu secara alami dan sekitar melihat itu. Sebuah hal yang aplikatif daripada berpendapat dan saling sanggah di media tentang teori-teori Kristen yang malah membuat gaduh.
Kesegaran juga saya dapat dari berjumpa di beberapa aktivitas bersama seperti PA alumni, pertemuan Mental Health dan kesempatan training staf yang diadakan akhir bulan April. Beberapa bagian pertemuan itu juga "menggelitikku" untuk aku mengingat kembali makna bekerja, mengenali emosi serta makna hadir sebagai staf. Oleh karena "gelitik" itu mohon kakak dan rekan mendoakan akan peran dan bagianku di staf bisa ku kerjakan sesuai dengan kapasitas yang sudah diberikan. Doakan saya mampu mengelola dan memahami diri saya terkait emosi, apa yang saya suka/tidak untuk menolong saya lebih sehat dan produktif menjalani setiap pekerjaan.