Johan Andreas Santoso-Pemimpin Cabang
"To wait on God" Saya rasa itulah tema yang mewarnai perjalanan saya di bulan pertama tahun 2025 ini. Saya dan Reny sempat merasakan sekitar semingguan seperti "digantung" karena jadwal tindakan medis yang tidak bisa dipastikan. Semingguan yang tidak nyaman karena jadi tidak leluasa menjalani hidup. Yang sudah direncanakan musti disesuaikan untuk memberi ruang bagi kemungkinan panggilan tindakan medis itu terjadi sewaktu-waktu. Untuk membuat rencana pun jadi tidak mudah karenanya. Di sekitaran waktu itu, saya juga bersama-sama dengan beberapa adik di KTB bergumul dengan penantian mereka. Ada yang menantikan pekerjaan (baru), lainnya menantikan waktu sidang karya tulis dan kelulusannya, lainnya menantikan pasangan hidup. Di pelayanan, memasuki tahun terakhir dari tahapan pengokohan kembali pemuridan di ladang siswa dan mahasiswa, bagian dari rencana jangka menengah kami, menantikan makin jelasnya tanda-tanda yang sesuai dengan parameter yang diharapkan pun mendatangkan perasaan deg-degan.
Pengalaman-pengalaman tersebut sekali lagi menjadi pengingat bahwa ada banyak sekali hal yang di luar kendali kita. Tak bisa kita pastikan untuk menimbulkan ketenangan dalam diri kita. Di ruang itulah iman punya kesempatan bertumbuh makin matang. Percaya kepada Tuhan, apapun situasi yang akan kita jumpai di depan, bahwa Ia akan terus beserta dan melalukan kita. Saya bersyukur untuk ruang pertumbuhan tersebut. Itu pula lah yang saya bawa sebagai pesan dan ajakan kepada orang-orang muda yang Tuhan percayakan untuk dilayani. Kiranya ini menjadi modal yang kuat dan penjaga arah perjalanan di sepanjang tahun ini dan tahun-tahun mendatang, sejauh kesempatan yang Tuhan berikan. Menanti memang tak nyaman. Menanti tak pernah menjadi kesempatan bertumbuh yang sangat transformatif selain menantikan Tuhan dan menanti bersama Tuhan.
Pokok Doa:
Priscilla Rosty Sukmono-Staf Pelayanan Siswa (tugas belajar)
Januari yang sungguh darderdor! Jika kebanyakan mahasiswa menikmati masa liburannya di bulan Januari, saya justru sedang penuh dengan tugas, presentasi, praktikum, laporan dan ujian akhir semester. Padat sekali! (Saya ikut merasakan gumulan ketika adik-adik mahasiswa mengeluhkan, "duh lagi padet banget kak!" -ya..yaa..guys, dipahami" terkadang memang ada sistem yang membuat kita ada dalam posisi itu ya hehe). Namun, di tengah kepadatan itu saya bersyukur masih bisa membangun habit baru yang harapannya juga menunjang proses saya, yaitu berolahraga. Habit ini menjadi salah satu output dari mata kuliah asesmen dan intervensi dimana kami diminta untuk berpasangan dengan teman mahasiswa lain untuk menggali keluhan dan membuat rancangan intervensi dengan pendekatan behavioral modification atau perubahan perilaku untuk menjawab keluhan tersebut. Meskipun sederhana, namun saya bersyukur untuk terbangunnya satu pola hidup yang lebih sehat ini.
Saya juga mengikuti komunitas #bacadiBandung yang membantu saya untuk tetap memiliki jeda dan terhubung dengan orang-orang baru. Berhasil menemukan hal-hal sederhana yang dapat menyeimbangkan dan dinikmati di tengah hiruk pikuknya kehidupan (mahasiswa) ini seperti menemukan satu lagi kekuatan yang bisa mengisi energi saya. Grateful! Pada akhirnya ketika menilik lagi ke belakang, saya sangat bersyukur mengalami Allah yang sangat memampukan dan menyediakan hal-hal yang saya perlukan di dalam proses studi ini. Ketenangan, daya juang, ketekunan, keinginan untuk terus belajar, kemampuan, sukacita, orang-orang yang mendukung, menjadi modal yang Allah beri dalam perjalanan studi ini. Puji Tuhan, saya sudah menyelesaikan semester 1 di awal Februari ini meskipun masih dengan status menunggu nilai keluar hehe. Doakan di tanggal 10-28 Februari saya sudah kembali masuk untuk mengikuti pembekalan LPPPU atau magang di semester depan. Semester 2 akan di mulai bulan Maret dan saya akan memulai praktek di Puskesmas dan Sekolah. Doakan supaya saya mendapatkan tempat praktek yang masih dekat dengan jangkauan kos dan supaya saya bisa menjalani serta menikmati proses magang dengan baik. Terima kasih sudah turut mendukung dan mendoakan perjalanan saya. God bless.
Nitamansari M Damanik-Asisten Staf Pelayanan Mahasiswa
Mengakhiri Januari dengan menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk serangkaian kegiatan Retreat Pekerja Pekerja yang akan diadakan pertengahan Februari ini. Bagi saya pribadi ini menjadi sesuatu hal yang menyenangkan karena dengan diadakannya retreat bagi seluruh komponen ini menunjukkan bahwa semua komponen siap menyambut dan bergerak untuk memulai pelayanan di tahun 2025. Semoga ini menjadi awal dan perlengkapan yang baik untuk memulai perjalanan pelayanan sepanjang tahun ini dan memberi semangat baru bagi setiap teman-teman dalam bersinergi mengerjakan perannya masing-masing. Saya bersyukur kalau kami di dalam tim pelayanan mahasiswa sudah mulai mengadakan pertemuan-pertemuan sebagai 'pemanasan' untuk kembali bersiap menyambut musim yang baru di tahun ini pasca libur semester nanti. Musim yang baru bagi masa studi mereka juga bagi pelayanan yang mereka ambil di persekutuan ini.
Pokok Doa:
Dwi Krisnawati-Asisten Staf Pelayanan Siswa
"Allah adalah pandu" ini adalah salah satu perenungan yang terus saya perjuangkan dalam setiap waktu di bulan ini dan juga dalam pelayanan yang sedang saya kerjakan. Allah yang adalah pandu ini saya temukan dalam sebuah pujian di kidung jemaat 408 "Di Jalan ku Diiring"
Di jalanku 'ku diiring oleh Yesus Tuhanku
Apakah yang kurang lagi, jika Dia Panduku?
Diberi damai sorgawi, asal imanku teguh.
Suka-duka dipakaiNya untuk kebaikanku;
Suka-duka dipakaiNya untuk kebaikanku.
Ternyata tidak ada yang kurang dalam perjalanan ini jika terus menyadari bahwa Allah adalah pandu. Allah adalah sumber damai sejahtera dalam pelayanan ini bahkan juga dalam perjalanan hidup saya secara pribadi. Sungguh bersyukur menyadari kehadiran-Nya sebagai pandu. Saya merasakan bahwa di tengah ketidaksempurnaan saya, saat itu juga boleh mengalami bagaimana Allah menangkap saya dan menolong saya untuk mengerjakan pelayanan ini meskipun di tengah- tengah keterbatasan, tetapi dengan kondisi ini saya semakin merasakan bahwa Allah menopang dan membukakan pintu-pintu yang tidak terduga menurut pikiran manusiawi saya. Melalui ini semakin di teguhkan, bahwa Allah nyata dan ikut serta, oleh karena itu saya tidak perlu takut melangkahkan kaki.
Saya juga bersyukur boleh bergabung dalam pelayanan Perkantas Jogja. Salah satu hal yang sangat saya syukuri karena semakin dibukakan dan mengenal serta melihat ladang yang Tuhan percayakan, juga bersyukur karena di ijinkan untuk terus di proses dalam belajar melayani dari hari ke hari, boleh melihat bagaimana kerinduan hati saya terus berapi-api. Allah sebagai pandu benar-benar nyata, benar benar memandu. Terpujilah nama-Nya!
Pokok Doa dan Ucapan Syukur :
Sumarni-Staf Pelayanan Pendukung
Tidak terasa sudah masuk bulan kedua di tahun 2025 ini. Mungkin faktor kesibukan sehingga bulan, minggu, hari itu cepat berlalu. Bersyukur untuk kesibukan itu. bersyukur untuk setiap tantangan menjadi orang sibuk. Saya harus bertanggung jawab dengan pekerjaan saya namun juga harus memberi perhatian bagi keluarga bahkan perhatian untuk diri saya. saya perlu memiliki kapasitas dalam manajemen waktu. Tidak bosan-bosannya saya menetapkan prioritas, merencanakan dan menjadwalkan aktivitas, dan menghindari pemborosan waktu. Tidak selalu lancar melewati, kadang kala juga gagal dalam mendisiplinkan diri. Mode di bulan Januari yang paling mendominasi adalah rapat, rapat dan rapat baik rapat di Perkantas maupun di gereja. Pada bulan Februari ini berarti "Follow up".
Pokok Doa:
Nindya Elfira-Staf Pelayanan Pendukung
Menumbuhkan semangat yang baru untuk memulai ritme kerja sebagai staf di perjalanan 2025 ini. Dimulai dari pengecekan rumah persekutuan, dimana saya me-loakkan beberapa barang seperti koran dan kasur yang dirasa sudah tidak layak pakai. Dilanjutkan dengan pengadaan perlengkapan rumah tangga dan proyektor, saya merasa bulan Januari adalah waktu dimana saya banyak berbelanja keperluan ruper. Pengalaman pengadaan barang ini akhirnya memberi saya pengetahuan dan informasi akan spesifikasi barang yang akan dibeli. Saya memang merasa memiliki rasa ingin tahu dan suka tahu, sehingga bisa jadi emang peran ini sudah pas untuk saya.
Berbicara tentang peran, ada peran baruku di kantor yaitu sekretaris pelaksana di BPC Jogja. Peran yang sebenarnya tidak jauh dari yang biasa dikerjakan di staf kantor, yang membedakan adalah saya berada di situasi atau sudut pandang sebagai pembuat kebijakan ketika saya hadir di rapat BPC. Situasi yang agak mengagetkan untuk pertama kali, namun saya mencoba membiasakan diri dengan peran ini supaya saya bisa menjadi support juga di dalam BPC mengerjakan bagiannya.
Saya bersyukur atas peran yang sudah saya kerjakan di Perkantas Jogja dan kepercayaan dari orang-orang sekitar. Doakan untuk KTB saya bersama adik-adik dimana mereka berdua yang sudah masuk tahun ke-3 dan tahun ke-4 dengan magang dan skripsi supaya tetap terus setia dan menjaga pertumbuhan iman, meski kemungkinan beberapa waktu kedepan belum bisa bertemu bersama-sama lagi.